HIDROPONIK KIT (2)

>> Sunday, December 21, 2008

Model Rangkaian Hidroponik

Kalau Anda mengunjungi Parungfarm, Parung, Bogor, saat sampai di pendopo akan melihat aneka model rangkaian percobaan hidroponik karya Sudibyo. Rangkaian hidroponik itu dikemas unik-unik. Seperti, rangkaian yang dipasangi boneka-boneka lucu.Ketika listrik dinyalakan, dan air mulai mengalir, boneka pun bernyanyi. Ketika air mengalir ke bagian kiri, giliran boneka lain yang membunyikan genderang dan seterusnya.


Dibyo juga membuat sirkulasi angin agar sayuran tidak kegerahan. Alasannya, sama dengan manusia, sayuran kalau kepanasan bisa stress.Kini Dibyo sedang bereksperimen memanfaatkan akuarium sekaligus menjadi tempat menanam sayuran. Kotoran ikan dimanfaatkan menjadi pupuk tanaman yang ditaruh di atas akuarium.

Bapak berusia 70 tahunan ini memodifikasi pula model yang lebih sederhana. Untuk skala rumahan memanfaatkan tempat makan ayam, corong, atau bekas gelas/botol mineral yang sudah diberi lubang. Tiga liter air yang telah dicampur pupuk dialirkan melalui pralon. Media tanamnya menggunakan arang sekam.

Caranya, masukkan benih sayuran ke arang sekam. Sayuran kangkung, bayam, tomat, pok cay, dan selada, bisa menjadi pilihan. Bisa juga beberapa sayuran ditanam dalam satu rangkaian. Selanjutnya, Anda tinggal menunggu waktu memanen (sekitar 40 hari), karena mekanisme pemberian makanan sudah diserahkan ke air pasang surut.


Aeroponik, Lebih Praktis

Alternatif lain yang lebih praktis untuk berkebun sayur adalah menggunakan aeroponik. Yaitu, modifikasi hidroponik dengan meletakan tanaman di atas styrofoam, hingga akarnya menggantung. Model ini lebih alami dan tanpa timer istrik. Kalau lampu mati pun tidak masalah, dan sayuran bisa tetap tumbuh. Cara menanamnya sama, hanya disiasati dengan memasang wadah air agak miring supaya air tetap menggenang, dan menyentuh akar.

Musuh tanaman adalah hama dan penyakit lain. Sayuran hidroponik pun seringkali dihinggapi hama dan penyakit. Biasanya, ulat, belalang, atau kepik.Untuk mengatasinya, Sudibyo menganjurkan hindari semprot pestisida, atau obat-obat kimia. Lebih baik cara manual saja, hama itu diambil lalu dibuang. Tapi kalau sayuran rusak, lebih baik mengganti dengan benih yang baru.

Jika Anda berminat membuat hidroponik kit di rumah, estimasi biayanya dari Rp 250 ribu hingga jutaan. Jika Anda malas membuat sendiri, Parung Farm menyediakan lengkap semua peralatan, termasuk benih sayuran. Sudibyo pun siap memberikan pelatihan agar Anda sukses bertanam sayuran di rumah.

(sumber: vie; Republika AHAD 30 November 2008)

Read more...

HIDROPONIK KIT (1)

Memenuhi Kebutuhan Sayuran di Rumah

Bersyukurlah Anda yang rajin mengonsumsi sayuran. Tidak dipungkiri, aneka sayuran hijau dan segar kaya akan serat, vitamin, mineral dan kandungan air yang bermanfaat bagi tubuh.


Selama ini darimana Anda mendapatkan sayuran? Mungkin membeli di supermarket, pasar tradisional atau tukang sayur yang lewat di depan rumah. Nah bagaimana kalau sekarang Anda memiliki kebun sayur sendiri?

Penyebab tak punya kebun sayur sendiri pasti beragam, tidak ada lahan, tidak ada waktu atau malas mengurus tanaman.

Semua alasan itu kini terpatahkan. Kini ditemukan teknik menanam sayuran yang praktis, tidak membutuhkan lahan yang luas dan hasilnya lumayan. Dimanapun tinggal, tidak harus di dataran tinggi, Anda bisa tetap bisa memanen sayuran.

Anda tertarik, berikut ulasannya.

Teknis menanam sayuran yang praktis adalah menggunakan metode pengairan pasang surut atau lebih dikenal dengan istilah hidroponik kit. Metode menarik ini telah dipraktekan di Parungfarm, Parung, Bogor, sejak tahun 2000. Hasil panennya tak kalah dibandingkan menanam sayuran dengan media tanah.

Menurut pemilik Parung Farm, Matius Aritonang, metode hidroponik kit sangat pas dipraktikan dilingkungan rumahan (keluarga). Karena, peralatan yang dibutuhkan sederhana, yaitu memanfaatkan barang yang ada di lingkungan sekitar.
Gelas dan botol bekas minuman mineral, corong yang tak terpakai, peralon dan styrofoam adalah contoh barang-barang bekas yang mendukung teknik hidroponik kit.

Media air

Namanya juga hidroponik, maka media tanamnya tidak menggunakan tanah, melainkan air. Menurut perintis hidroponik kit, Sudibyo Karsono dari Parung Farm, teknik ini mudah saja, yaitu bagaimana cara memainkan air pasang surut agar secara berkala membasahi akar sayuran. Akar sebagai media penyerap makanan bagi tanaman harus selalu kena sentuhan air.

Dengan teknik hidroponik kit, Anda juga tidak perlu lagi repot-repot harus memberi pupuk atau menyiram tanaman. Karena air pasang surut sebelumnya sudah dicampur dengan pupuk.

Kok bisa sistem ini secara berkala menyentuh akar? Ternyata Sudibyo menggunakan timer yang dihubungkan ke tenaga listrik 35 watt. Ketika listrik dinyalakan, secara otomatis semua sistem bekerja semestinya.

Cara kerjanya, nutrisi dalam air dialirkan melalui pompa. Di ujung saluran dipasang corong yang di atasnya ditaruh benih sayuran dalam pot. Saat pompa dinyalakan, nutrisi memenuhi corong dan merendam pot.

"Kurang lebih semenit pot akan terendam, tanaman pun mendapat nutrisi. Setelah itu, larutan turun. Lima menit kemudian terjadi lagi pengulangan dan seterusnya. Cara ini menghasilkan sayuran yang lebih sehat dan praktis" papar Sudibyo.

Bagaimana kalau mati lampu? Nah ini yang menjadi kendala. Otomatis sistem akan terganggu. Kalau mati lampu lebih dari 15 menit akar tidak terkena air, akibatnya tanaman sayur bisa layu.

Karena itu, untuk Anda yang tinggal di daerah yang sering terkena giliran listrik mati, perlu menyiapkan sumber listrik cadangan, seperti genset, aki (accu) atau bateri.

(sumber: susie evidia; Republika AHAD 30 November 2008)

Read more...

About This Blog

About This Blog

  © Blogger template Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP